Yab Sarpote:
Bli
JRX aku kepengen diskusi soal mapan dan anti-mapan, bli. 'Main aman'
dalam status bli ini dalam konteks kasus apa, bli? Bukankah (misalnya)
dalam konteks konflik antara musik indie yang menolak mengkomodifikasi
karyanya dalam sistem kapitalis dengan korporasi industri musik semacam
Sony yang jelas mengkomodifikasi karya dan mengambil untung besar dari
karya tersebut, pilihan bli dan kawan-kawan SID dengan bergabung ke
industri musik itu bisa dikategorikan 'cari aman' atau pilihan 'mapan',
bli? Dalam hal ini, konflik dengan korporasi industri ini dihindari
dengan bergabungnya temen2 SID ke korporasi musik.. Ya, semacam "Rebel
Sell" begitu.
Saya:
Sony tidak mendapat
banyak profit dari SID karena: 1. Tidak seperti artis Sony yg lain,
manajemen SID tidak harus membayar royalty dari konser/merchandise SID.
Kami masih memakai kontrak lama (2003). 2. Satu2nya sumber pendapatan
Sony dari SID adalah dari penjualan CD. Dan dijaman pembajakan/ilegal
downloading ini, penjualan CD menurun sangat2 drastis. 3. Mencari aman
bukanlah alasan SID bergabung dgn Sony, alasan kami adalah utk
memperluas distribusi album (keputusan ini diambil sebelum era
pembajakan/ilegal downloading) karena kami merasakan memproduksi 3 album
pakai uang sendiri dan distribusi-nya sangat terbatas. Dan bagusnya
Sony sepakat utk tidak mencampuri urusan berkesenian kami. Apa salahnya?
Intinya begini, SID tidak dimanfaatkan oleh label, tapi SID yg
memanfaatkan label. Dan hal-hal ini tentu saja tidak banyak diketahui
publik kan? Dan itu masuk akal karena saya akui 99% artis major label
Indonesia memang 'diatur dan diperas' oleh labelnya. Saya gak
menyalahkan mayoritas yg berpikir SID juga 'diatur/diperas' oleh label.
Kesimpulan tsb mereka ambil dari fakta bahwa band-band major memang
kebanyakan demikian. Tapi ingat sekali lagi, SID bukanlah band yg umum.
Tak ada yg menyamai kami. Secara musik maupun movement. Kami banyak
melakukan hal-hal yg belum pernah dilakukan band lain di Indonesia. Kami
hidup di Bali, kami tidak stay di Ibukota. Pola pikir kami bukan pola
pikir mesin. Terima kasih.
Source: Facebook